wyT7Ou6uzyfjs6GqEuDgdba8KnU
Link2Communion.com http://link2communion.com/pages/index.php?refid=noeyputra

Sabtu, 15 Oktober 2011

SEJARAH PERANG CHECHYA


Perang Chechnya merupakan serangkaian pertempuran paling dahsyat yang melibatkan umat Islam di penghujung abad ke – 20.Bahkan dalam perang ini terjadi pertempuran kota ( Battle of Grozny ) yang kedahsyatannya hanya dapat ditandingi oleh pertempuran kota di Stalingrad ( 1942 ) dan Berlin ( 1945 ) dalam perang dunia II.Akibat pertempuran yang terjadi, ibukota Chechnya – Grozny – juga telah menjadi puing dan reruntuhan, dimana kehancurannya hanya dapat ditandingi oleh kota Dresden di Jerman pada tahun 1945.Sehingga tak mengherankan apabila PBB pada tahun 2003 “ menobatkan” kota Grozny sebagai kota paling hancur di muka bumi.
Tanggal 22 Agustus 1991,ribuan orang berkumpul memadati lapangan utama kota Grozny, ibukota Chechnya, setelah mendengar kabar berita tentang usaha kudeta untuk menggulingkan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev. Tiga tahun kemudian ,sorak sorai kegembiraan rakyatChechnya itu hanya tinggal kenangan.Tentara Rusia menginvasi wilayah Chechnya pada bulanDesember 1994,mereka memulai perang brutal yang menandai babak baru perjuangan dan perlawanan rakyat Chechnya selama ratusan tahun demi mempertahankan kemerdekaan tanah airnya dari penjajahan Rusia.
Pada akhir musim panas tahun 1991 tepatnya tanggal 6 September,sejumlah militan bersenjata yang berasal dari kongres nasional rakyat Chechen yang dibentuk  seorang jendral muslim mantan anggota Angkatan Udara Uni Soviet bernama Dzokhar Dudayev memimin gerakan untuk menggulingkan pemerintahan komunis konservatif yang berada di Grozny.Mereka kemudian membentuk pasukan garda nasional Chechnya dan mengumumkan bahwa Republik Otonomi Chechnya resmi dibubarkan dan sebagai gantinya,Dudayev bermaksud membentuk negara Chechnya yang merdeka,lepas dari Uni Soviet.Pada pemilihan presiden yang dilangsungkan pada tanggal 27 Oktober 1991,Dzhokhar Dudayev berhasil memenangkan pemilu.Dudayev kemudian diangkat menjadi presiden pada awal bulan November 1991.Pada bukan itu juga presiden Dudayev memproklamasikan kemerdekaan negara Chechnya menjadi sebuah negara yang berdaulat dan lepas dari Uni Soviet.
Rakyat Chechnya telah menanti kemerdekaannya selama 200 tahun.Perjuangan Sheikh Mansur yang gambarnya selalu digantung di tiap – tiap rumah penduduk Chechnya menjadi kenyataan.
Apa yang menyebabkan Rusia begitu berambisi untik menaklukan wilayah Chechnya?.Pada abad ke – 18 belum ditemukan kekeyaan sumber daya alam yang dibutuhkan oleh Rusia.Pada tahun 1801,pasukan Rusia merneut wilayah Georgia yang berbatasan langsung dengan Chechnya.Komandan Pasukan Rusia kemudian mendirikan kota Grozny sebagai benteng pada tahun 1818 untuk menakuti rakyat Chechnya agar tidak melawan.Mereka juga merenut wilayah Armenia dan Azerbaijan dari tangan Persia.Namun satu- satunya rute perdagangan yang tidak aman bagi Rusia berada di sekitar wilayah pegunungan Kaukasus.Rute ini membentang di sepanjang sebelah barat wilayah Chechnya dan Ingush.Untuk mengamankan rute itu,Rusia kemudian memutuskan untuk menaklukan rakyat Chechen dan masyarakat pegunungan yang lainnya.Sekalipun sukses,kampanye Militer tersebut menguras habis biaya dan juga korban jiwa yang mencapai sekitar 200.000 jiwa dalam waktu setengah abad.
Penindasan Kaum Komunis Soviet
Menurut pihak Soviet,setelah masuknya paham komunis di Chechnya,masyarakat chechen dan wilayah pegunungan kaukasus lainnya telah meninggalkan Islam dan tradisi luhur mereka.Namun sebenarnya tidaklah demikian dan sungguh sangat jauh berbeda.Mereka tetap menerapkan nilai – nilai islam dan tradisi tersebut secara sembunyi – sembunyi sambil bertahan menghadapi arus pengaruh paham komunisme dari luar.
Pendeportasian Masal
Selama tahun pertama berlangsungnya perang dunia II,orang – orang chechen yang turut bertempur bersama – sama tentara merah mendapat penghargaan dari pemerintah Moskow karena kontribusinya dalam perang melawan invasi Nazi.Namun pada tanggal 23 Februari 1944,semua penduduk chechen dipanggil ke balai desa masing – masing.Semua penduduk laki – laki beserta keluarganya kemudian digirng menuju stasiun kereta api dimana disana  telah menanti gerbong – gerbong yang akan membawa mereka.Mereka kemudian disebar diberbagai wilayah Uni Soviet.
Minyak Chechnya
Sekitar awal abad ke – 20,area disekitarb kota Grozny ternyata ditemukan kaya akan minyak.Pada awal perang dunia I,ladang minyak Grozny adalah sumber penghasil minyak kedua setelah ladang minyak Rusia di Azerbaijan.Ladang minyak inilah yang menjadi target invasi Nazi di tahun 1942 selama perang dunia II.Produksi minyak adalah pilar utama penopang perekonomian Chechnya dan ibukota Grozny adalah pusat industri perminyakan diwilayah tersebut.Selain itu,wilayah Chechnya juga terdapat deposit gas alam dalam jumlah yang sangat signifikan bagi perekonomian negara ini di masa depan,termasuk industri pengolahan minyak ( petrokemikal ).
Tersulutnya Api konflik
Antara tahun 1991 – 1994 adalah periode dimana terjadi serangkaian konflik internal didalam negeri Chechnya antara para pendukung Dudayev dengan kelompok oposisi.Pada akhir bulan Oktober 1992 pasukan Rusia yag dikirim oleh Moskow dengan dalih untuk meredakan konflik antara Ossetia Utara dan Ingushetia ternyata diperintahkan untuk bergerak menuju ke perbatasan Chechnya.Presiden Dudayev membaca situasi tersebut sebagai ancaman dan mengumumkan keadaaan darurat perang yang langsung diikuti oleh mobilisasi umum untuk menghadapi ancaman invasi tentara Rusia yang tidak mau mundur dari perbatasan wilayah Chechnya.Pada bulan Agustus 1994 ketika koalisi kelompok oposisi bersiap untuk melakukan kampanye perlawanan bersenjata untuk menggulingkan pemerintahan Dudayev mereka didukung penuh oleh Moskow yang secara diam – diam menyuplai kekuatan kelompok penyerang tersebut.Antara bulan September dan Oktober 1994,terjadi bentrokan bersenjata antara kelompok oposisi dengan pasukan pemerintah Dudayev.
Karena merasa dipermalukan oleh Dudayev yang berhasil menghancurkan pasukan oposisi yang dibantu oleh Rusia,maka pada tanggal 29 November 1994 pesawat Rusia membombardir bandar udara kota Grozny,Presiden Boris Yeltsin pun mengumumkan ultimatum kepada semua kelompok bersenjata di Chechnya untuk meletakkan senjata mereka dan menyerah.Namun semua itu tidak diperdulikan oleh pasukan bersenjata Chechnya.Pada tanggal 1 Desember 1994 dimulailah pembombardiran secara besar – besaran terhadap wilayah Chechnya terutama fasilitas militer dan ibukota Grozny.
Invasi Militer Rusia
Tanggal 11 Desember 1994 pasukan rusia mulai bergerak menyerbu masuk wilayah Chechnya dengan dalih untuk memulihkan kembali konstitusi di Chechnya dan mempertahankan intergritas wilayah teritori federasi Rusia.Pasukan Rusia melancarkan serangan darat secara paralel dari 3 arah menuju ke ibukota Grozny.Serangan utama ini dipimpin oleh deputi komandan pasukan darat Rusia,Kolonel Jenderal Eduard Vorobyov.
Battle Of Grozny ( 31 Desember 1994 – 8 Februari 1995 )
Pihak Rusia memperkirakan jumlah total pasukan Chechnya yang mempertahankan kota Grozny mencapai 10.000 personil.Mereka dibawah Komando kepala staf angkatan bersenjata Chechnya,Jenderal Aslan Maskhadov.Namun menurut Illias Akhmadov,salah seorang komandan  pasukan Chechnya mengatakan bahwa hanya ada sekitar 450 personil tentara yang merupakan pasukan reguler.Semetara yang lainnya hanya milisi dan pejuang lokal yang jumlahnya tak lebih dari 4500 – 6000 personil.
Sedangkan jumlah personil Rusia sendiri sekitar 24.000 personil.Pasukan Rusia terdiri dari 34 Batalyon.Pasukan Rusia unggul dalam jumlah dan peralatan perang.Pasukan Rusia terbagi menjadi 3 grup mulai bersiap – siap untuk bergerak menyerang dari 3 arah menuju target utama mereka yakni kota Grozny.Pasukan ini bergerak dari Mozdok,Vladikavkaz,dan Kizlyar.Pasukan Rusia yang bergerak dari Mozdok berada dibawah komando Letnan Jenderal V.M.Chilindin.Pasukan yang berangkat dari Vladikavkaz dibaawah komando Lentan Jenderal Chindarov.Pasukan yang bergerak dari Kizlyar berada dibawah komando Letnan Jenderal Lev Roklin.
Tujuan ketiga grup pasukan Rusia mengepung kota Grozny dari berbagai arah adalah untuk memecah belah pertahanan pasukan pejuang Chechnya didalam kota Grozny menjadi kantung – kantung perlawanan yang terisolasi dengan jalur rel kereta api dan sungai Sunzha sebagai batasnya.Dari ketiga arah tersebut,mereka bergerak serentak menuju komplek Istana Keprisedenan Chechnya yang ada dipusat kota kemudian merebutnya.Serangan ini dimulai pada pukul 05.00 pagi,diawali oleh pembombardiran kilang minyak yang terletak di bagian sebelah barat kota Grozny.Akibat dari serangan udara ini ribuan penduduk sipil Chechnya tewas.
Secara umum Battle of Grozny jilid pertama ini terbagi menjadi tiga babak.Babak pertama terjadi antara tanggal 31 Desember 1994 – 3 Januari 1995,dimana pertempuran seru terjadi di jalan Staropromyslovskoye dan stasiun kereta api Grozny.Babak kedua berhasil merebut dan menguasai istana Presiden Chechnya dan separuh bagian utara kota Grozny,serta mendesak para pejuang Chechnya yang bertahan di Istana Presiden mengundurkan diri dan mengambil posisi bertahan di seberang Sungai Sunzha,paruh selatan kota Grozny.Babak ketiga terjadi antara tanggal 17 Januari – 8 Februari 1995,dimana pasukan Rusia berhasil menguasai kota Grozny sepenuhnya dan mendesak para pejuang Chechen yang bertahan diseberang selatan Sungai Sunzha mundur ke wilayah pegunungan Kaukasus di selatan Chechnya.
Jumlah kerugian yang dialami oleh kedua belah pihak selama berlangsungnya battle of Grozny mencapai ribuan,baik yang tewas maupun yang terluka.Pihak Rusia menyatakan jumlah kerugiannya adalah sebanyak 1.376 serdadunya tewas dan 408 hilang dalam tugas.Namun berdasarkann perhitungan pihak Dudayev,jumlah korban tewasdi pihak Rusia mencapai angka 4.000 personil,itupun hanyadala 3 hari pertama serangan di tahun baru 1995.Sedangkan jumlah korban dipihak sipil diperkirakan mencapai 27.000 orang yang tewas selama 5 minggu pertempuran di kota Grozny.Namun menurut perkiraan Dmitri Volkogonov,seorang jenderal dan ahli sejarah Rusia,mengatakan bahwa selama pertempuran di kota Grozny telah menewaskan 35.000 penduduk sipil,termasuk 5.000 orang anak – anak.
Menurut Timothy L.Thomas,seorang pengamat militer dari Amerika Serikat,ada beberapa pelajran yang berharga yang menjadi faktor penting dan menentukan bagi keberhasilan sebuah operasi militer dalam pertempuran kota ( urban combat ),baik itu bagi pasukan penyerang maupun pasukan yang bertahan.Faktor – faktor penting yang perlu diperhatikan tersebut antara lain adalah :
1.      Mengenal dengan baik medan pertempuran
2.      Pemilihan dan penggunaan senjata yang tepat
3.      Mobilitas yang tinggi dalam bertempur
4.      Komunikasi dan koordinasi yang terpadu
5.      Persiapan mental dan skill dalam bertempur
Setelah jatuhnya ibukota Grozny,para pejuang muslim Chechnya mundur ke wilayah pegunungan untuk melanjutkan perlawanan dengan melancarkan aksi perang gerilya.Pasukan Rusia terus mengejar dan memburu mereka.Tanggal 15 April 1995 untuk memburu para pejuag yang mundur,dengan mengerahkan sejumlah konvoi pasukan yagb terdiri dari 200 – 300 kendaraan tempur lapis baja maju menyerang.Hasilnya satu persatu wilayah yang dikuasai oleh pejuang Chechen pun jatuh ke tangan pasukan Rusia.
Sebagian kota – kota dan desa tersebut memang sengaja di tinggalkan oleh pejuang Chechnya yang ingin kembali mengkonsolidasikan kekuatannya di wilayah pegunungan untuk melancarkan perang gerilya.Para pejuang itu memang sengaja ingin menantang pasukan Rusia berperang jauh dari pemukiman penduduk,dengan cara memancing mereka untuk keluar dari kota – kota dan pedesaan yang mereka kuasai,baru kemudian konvoi mereka akan disergap dan dihancurkan sedikit demi sedikit secara sistematika diluar wilayah kekuasaannya.Selain itu Pejuang Chechen juga ingin membelah kekuatan pasukan Rusia kedalam wilayah kantong – kantong kota dimana mereka tidak menguasai daerah sekitarnya yang dikuasai oleh pejuang Chechen.
Antara bulan Januari hingga Juni 1995,pasukan Rusia berhasil menguasai sebagian besar wilayah Chechnya.Namun pengunduran diri para pejuang muslim Chechnya meninggalkan kota – kota yang mereka kuasai ternyata sia – sia,karena tentara Rusia yang berhasil memasuki kota dan pedesaan di wilayah Chechnya menerapkan aksi penyiksaan dan pemerkosaan,perampokan,dan pembantaian secara sistematis,terutama dari imat Islam dari Chechen yang dicurigai sebagai simpatisan pejuang Chechnya.
Samashki Massacre
Pembantaian masal di Samashki ( Samashki Massacre ) adalah insiden terburuk dan paling kejam sepanjang Perang Chechnya I.Peristiwa ini terjadi pada tanggal 7 – 8 April 1995 di desa Samashki yang terletak disebelah barat Chechnya,dekat dengan perbatasan Ingushetia.Sejumlah besar penduduk sipil tewas ditangan tentara- tentara paramiliter Rusia yang dipimpin oleh Jenderal Anatoly Kulikov.Menurut keterangan pihak ICRC ( International Committee of the red cross ),diperkirakan jumlah korban tewas dalam peristiwa tersebut adalah sekitar 250 orang sipil.Namun menurut para tetua di Desa Samashki,jumlah korban tewas lebih dari 300 selama 2 hari serangan brutal pasukan Rusia tersebut.
Krisis Penyanderaan di Budyonnovsk
Melihat cara berperang pasukan Rusia yang brutal dan melibatkan warga sipil yang tidak berdosa,para pejuang muslim Chechen berinisiatif untuk balas menyerang dan mengambil sandera dari wilayah Rusia untuk balas menyerang dan mengambil sandera dari wilayah Rusia utuk menyadarkan para pemimpin Rusia atas tindakan brutal pasukannya.Pada bulan Juni 1995,tepatnya tanggal 14 hingga 19 juni 1995,sebuah pasukan pejuang pimpinan Shamil Basayev menyerang kota di wilayah selatan Rusia,Budyonnovsk,sekitar 70 mil dari perbatasan Rusia dan Chechnya.Pasukan ini menyerbu dan menyandera lebih dari 1.500 orang didalamnya.Peristiwa ini dikenal sebagai krisis penyanderaan di rumah sakit Budyonnovsk.
Kampanye Perang Gerilya
Salah satu perlawanan yang dilakukan para pejuang muslim Chechen yang berada di wilayah pegunungan adalah dengan menggunakan taktik perang gerilya.
Kizlyar – Pervomayskoye
Peristiwa penyerbuan dan penyanderaan di Kizlyar – Pervomayskoye atau yang dikenal Rusia sebagai aksi terorisme di Kizlyar adalah sebuah serangan gerilya yang kemudian berubah menjadi penyanderaan besar – besaran yang di lakukan oleh para gerilyawan muslim Chenchen pada bulan Januari 1996.Puncaknya adalah terjadi pertempuran sengit selama seharian menpertahankan desa perbatasan di Dagestan,yaitu desa Pervomayskoye yang mengakibatkan 1.200 orang yang berada di desa itu di bombardir oleh Rusia.Lebih dari 100 orang tewas selama krisis tersebut,termasuk sedikitnya 41 orang warga sipil.
Shatoy Ambush
Salah satu serangan yang paling spektakuler adalah penyergapan di ddekat kota Shatoy ( Shatoy Ambush ).Penyergapan ini terjadi pada tanggal 16 April 1996,didekat kota Shatoy,yang dipimpin oleh seorang Mujadhidin asal Arab yang juga veteran perang Afghanistan yaitu Ibn al – Khattab.Penyergapan ini berhasil menghancurkan Batalyon kedua pasukan Rusia yang berasal dari Resimen Bermotor Ke – 245.Menurut Rusia,penyergapan tersebut menyebabkan 53 personil tewas dan melukai 52 personil lainnya.Namun menurut sumber – sumber lain,lebih dari 70 – 100 orang,bahkan ada yang menyebutkan 223 personil tentara Rusia tewas.
Namun pada tanggal 21 April 1996 Presiden Chechnya Dzhokhar Dudayev tewas dalam sebuah serangan misil ( peluru kendali ).Pada tanggal 28 Mei 1996,Presiden Yeltsin dan pejabat sementara Presiden Chechnya,Zelimkhan Yandarbiyev,setuju untuk melakukan gencatan senjata.Namun pertempuran masih berlanjut,di bulan Juni upaya negosisasi damai kembali di lanjutkan.
Operation Jihad ( 6 – 20 Agustus 1996 )
Karena pihak Chechnya menolak status otonomi penuh yang ditawarkan serta tetap bersikeras ingin merdeka dan lepas dari Federasi Rusia,maka pada bula Juni 1996,para pemimpin Rusia pun akhirnya meninggalkan upaya proses perdamaian yang tenhag meraka rintis dan memilih melanjutkan operasi militernya.Pada tanggal 20 Juli 1996,pasukan federal Rusia mulai melancarkan operasi militer dalam skala besar ke wilayah Chechnya.
Pada tanggal 6 Agustus 1996,seusai shalat subuh,pejuang Chechnya turun gunung dan melakukan operasi militer yang diberi nama Operasi Jihad.Unit – unit pejuang muslim Chechen menyerang kota Grozny berkekuatan sekitar 1.300 – 2.000 pejuang.Pasukan ini terbagi dalam 3 batalyon yang masing – masing dipimpin oleh Aslan Maskhadov,Shamil Basayev,dan Ruslan Gelayev.Kepala staf angkatan bersenjata Chechnya Aslan Maskhadov menerapakan taktik jitu yang terbukti mampu mengeliminasi kekuatan pasukan Rusia.
Pada saat bersamaan,unit – unit pasukan pejuang lainnya melakukan serangan dan pengepungan dua  kota besar lainnya yaitu Argun dan  Gudermes.Sadar akan keadaan yang mendesak pasukannya di Chechnya,wakil dari Moskow  untuk Chechnya mengajak Aslan Maskhadov untuk berunding guna gencatan senjata pada tanggal 11 Agustus 1996.Akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1996 resmi menandatangani kesepakatan antara pihak Rusia dengan Chechnya.Pada tanggal 22 Agustus 1996 tercapai pula gencatan senjata.
Perjanjian Damai Khasav – Yurt
Setelah selama 8 jam membicarakan syarat – syarat gencatan senjata,Alexander Lebed dan Aslan Maskhadov akhirnya menyepakati dan menandatangani perjanjian Khasav – Yurt pada tanggal 31 Agustus 1996 yang resmi menandai berakhirnya perang Chechnya I.Isi perjanjian itu mengenai demiliterisasi,penarikan mundur kekuatan bersenjata kedua belah pihak dari kota Grozny,membentuk markas bersenjata gabungan untuk menjaga keamanan didalam kota,dan penarikan seluruh tentara federal Rusia terhitung sejak tanggal 31 Agustus 1996.Kedua belah pihak memutusan mengenai status wilayah Chechnya sampai tahun 2001.Sejak saat itu Republik Islam Chechnya diakui merdeka secara De Facto.
Diperkirakan jumlah korban selama perang di Chechnya antara tahun 1994 – 1996 sebanyak 7.500 tentara Rusia ,4.000 pejuang Chechen dan lebih dari 35.000 warga sipil telah tewas.Sementara menurut Lebed,korban sipil diperkirakan mencapai 80.000 – 100.000 orang.Selain itu terdapat 500.000 orang Chechnya kehilangan tempat tinggal dan menjadi pengungsi.Sedangkan menurut pernyataan resmi dari staf Jenderal Angkatan Darat Rusia mengenai jumlah tewas di pihak tentara Rusia adalah 3.826 personil,17.892 terluka dan 1.906 hilang dalam tugas.Menurt Lembaga Indipenden Militer Rusia,sekitar 5.362 tentara Rusia tewas,52.000 tentara Rusia terluka dan sekitar 3.000 tentara hilang.Menurut Komite Ibu Prajurit Rusia,jumlah yang tewas mencapai angka 14.000 orang,Sedangkan pihak Chechnya sendiri memperkirakan jumlah korban tewas dari pihak mereka sekitar 3.000 orang dan 800 di antaranya tewas dalam 3 bulan pertama pecahnya perang.

Chechnya Pasca Perang
Pada bulan Desember 1996 pasukan Rusia ditarik dari wilayah Chechnya.Pemilihan presiden dan anggota parlemen Chechnya dilangsungkan pada bulan Januari 1997.Zelimkhan Yandarbiyev kalah suara dengan Aslan Maskhadov.Aslan Maskhadov akhirnya dilantik menjadi Presiden Republik Chechnya.Bulan Mei 1997,Aslan Maskhadov dan Boris Yeltsin menandatangani perjanjian damai dan gencatan senjata secara resmi dan formal.
Konflik Bersenjata di Dagestan
Pada akhir tahun 1997,Bagauddin Magomedov pemimpin Islam dari wilayah Dagestan bersama para pengikutya mengungsi dan meminta suaka ke Chechnya.Ia menceritakan tentang perlakuan pemerintah Dagestan dan pasukan Rusia yang selalu menindas umat Islam dan menghalangi penerapan syariat Islam di wilayah tersebut.Mendengar perlakuan yang diterima oleh umat Islam Dagestan,tanggal 22 Desember 1997 pasukan milisi Dagestan dan Mujahidin menyerang markas tentara Rusia,serangan ini di pimpin oleh Ibn al – khattab,kemudian tanggal 16 April menyerang konvoi pasukan Rusia di wilayah Ingushetia.Pada bulan Maret 1998 umat Islam dagestan dan Pejuang yang berasal dari Chechnya menyerang Urus-Martan.
Pada tahun 1998,persaudaraan  umat Islam Dagestan dan Chechnya semakin erat.mereka kemudian membentuk Kongres Rakyat Chechnya dan Dagestan (CPCD) yang diketuai oleh Shamil Basayev.
Pada bulan April 1999,Bagauddin Magomedov pemimpin Jamaah Islamiyah Dagestan Menyerukan Jihad kepada seluruh patriot Islam yang ada di wilayah Kaukasus untuk ikut dalam perang suci membebaskan Dagestan dan seluruh wilayah Kaukasus dari penindasan kaum kafir Rusia.
Dalam pertempuran di wilayah Dagestan antara pasukan Rusia dengan para pejuang muslim Chechnya – Dagestan ini,sedikitnya ratusan orang penduduk sipil tewas.Sebagian besar diakibatkan oleh pihak Rusia yang menggunakan bom pembakar pada serangan udara.Sementara pihak Rusia menyebutkan jumlah korban yang merek derita mencapai 279 personil tewas dan 987 terluka.
Rusia Diguncang Serangan Bom
Pemboman pertama terjadi tanggal 31 Agustus 1999,di kota Buynaksk,Dagestan.Kurang dua minggu kemudian,menyusul 3 ledakan bom mengguncang Moskow , pada tanggal 9 dan 13 September dengan total menewaskan 300 orang.Pada tanggal 16 September 1999 terjadi lagi ledakan bom di selatan kota Volgodonsk.Pihak Rusia kemudian menyalahkan pihak Chechnya terutama dari kelompok pimpinan Basayev dan Khattab sebagai dalang dari pemboman itu.Namun hal ini dibantah oleh pihak Basayev dan Khattab menolak tuduhan tersebut.Tanpa peduli ada tidaknya bukti,pihak otoritas Rusia langsung melancarkan operasi yang diberi nama sandi “ Operation Whirlwind ”,terhadap orang yang dituduh dan dicurigai bertanggung jawab atas pemboman tersebut.Pihak Rusia kemudian menuduh pihak Chechnya melindungi para militan Islam yang telah melancarkan serangan ke sejumlah serangan bom di wilayah Rusia.
Invasi Militer Rusia Kedua
Perang Chechnya II ini dipicu oleh peristiwa invasi ke wilayahnya Dagestan yang dilakukan oleh tentara Islam Chechnya – Dagestan pimpinan Shamil Basayev dan Ibn al – Khattab,serta serangkaian pemboman di wilayah Rusia dan Dagestan yang dituduhkan oleh pihak Rusia telah dilakukan oleh para gerilyawan muslim Chechnya dengan peristiwa peledakan tersebut.
Pada tanggal 22 September 1999 Deputi Menteri Dalam Negeri Rusia,Igor Zubov,menyatakan bahwa pasukan Rusia sudah mengepung wilayah Chechnya dan siap – siap untuk kembali wilayah negara Republik Islam tersebut.Pada tanggal 23 September 1999,pihak Rusia membom bandar udara Grozny,sebagai target pertama pemboman di Ibukota Chechnya.
Serangan Darat Rusia
Ketika penyerbuan pasukan Rusia ke wilayah Chechnya dimulai pada awal bulan Oktober 1999,pihak Rusia mengatakan bahwa tujuan mereka hanyalah terbatas untuk menumpas para bandit dan rampok yang bersembunyi diwilayah pegunungan Checnhya.Pihak militer Rusia kemudian menggunakan strategi “ kepung dan Bombardir ”,dan berhasil memasuki wilayah Chechnya sejauh 15 KM,sekaligus merebut sejumlah posisi strategis untuk menciptakan “zona keamanan”.
Pada tanggal 5 Oktober,pasukan Angkatan Darat Rusia telah berhasil dengan mudah menguasai sepertiga wilayah utara Chechnya,dan terus bergerak maju menuju ke sungai Terek.Pada tanggal 10 Oktober,Maskhadov mengajukan tawaran gencatan senjata,namun ditolak mentah – mentah oleh pemerintah Rusia.Ia juga meminta bantuan pihak NATO unutk mencegah terjadinya pertempuran antara pihaknya dengan pasukan Rusia juga tidak menemui hasil.
Tanggal 15 Oktober ,komandan pasukan federal Rusia di wilayah Kaukasus,Jenderal Viktor Kazantsev,mengatakan bahwa fase pertama kampanye militer Rusia,yaitu menciptakan zona keamanan di utara wilayah Chechnya,telah selesai.Kini pasukannya siap untuk melakukan fase ke dua yang bertujuan untuk menyapu bersih seluruh militan Islam keluar dari wilayah Chechnya.
Pada tanggal 26 November 1999,Deputi Kepala Staf Angkatan Darat Rusia,Valery Manilov,menngatakan bahwa fase kedua telah selesai,dan fase ketiga yang merupakan fase final siap untuk dimulai.Manilov juga mengatakan bahwa tujuan dari fase ketiga ini adlah untuk menghancurkan basis dan membasmi habis kelompok – kelompok “ bandit ” yang berada dipegunungan,
Siege of Grozny ( 5 Desember 1999 – 6 februari 2000 )
Kini telah tercapai sudah tujuan utama dari sebuah pengepungan ( siege ),yaitu untuk melemahkan kekuatan pasukan lawan yang bertahan didalam kota dengan cara mengisolasinya.Namun sekalipun kota Groznny ,telah dikepung sejak akhir November 1999,masih butuh tambahan waktu selama lebih dari dua minggu pembombardiran intensif meriam – meriam artileri dan pemboman udara besar – besaran,sebelum tentara – tentara Rusia memiliki keberanian dan cukup rasa percaya diri untuk masuk kedalam kota Grozny,menghadapi perang kota melawan para pejuang muslim Chechen.Serangan Balik Pejuang Chechen
Memasuki bulan Januari 2000,pembombardiran besar – besaran Rusia terhadap kota Grozny akhirnya benar – benar dimulai.Tanggal 2 Januari 2000,para pejuang muslim Chechen balas menyerang dan menghancurkan sebuah kolom pasukan lapis baja Rusia.selain itu terdapat banyak lagi penyergapan atau penyerangan tehadap konvoi dan pasukan Rusia.
Namun jalur suplai para pejuang Chechen di dalam kota Grozny telah terputus oleh kepungan pasukan Rusia yang sangat efektif.Presiden Aslan Maskhadov kemudian segera mundur dan memindahkan markas besarnya ke suatu tempat rahasia di sebelah selatan Chechnya.

Menerobos Kepungan
Aksi nekat yang mengelilingi ibukota Grozny merupakan peristiwa yang sangat heroik sekaligus juga mengharukan karena harus melintasi ladang ranjau yang ditanam oleh tentara Rusia.Gelombang pertama dipimpin oleh Ruslan Gelayev,berjumlah sekitar 1.000 orang.Sementara kekuatan utama para pejuang Chechnya dikota Grozny menerobos kepungan pada hari terakhir di bulan Januari dan hari pertama bulan Februari 2000.
Pihak Chechnya menyebutkan jumlah korban saat menembus medan ranjau di Desa Alkhan – Kala tersebut adalah sekitar 400 pejuang,termasuk 170 orang yang syahid terkena ranjau,dan sebanyak 200 lainnya terluka atau cacat.Sedangkan jumlah warga sipil yang tewas atau terluka akibat ranjau saat pengungsian berdarah tersebut sedikitnya sekitar 600 orang.
Pemerintah Rusia baru bisa menguasai kota Grozny sepenuhnya pada tanggal 6 Februari 200,ditunjukkan dengan mengibarkan bendera federasi Rusia di tengah – tengah kota.Pada Tanggal 21 Februari 2000,angkatan bersenjata Rusia mengadakna parade militer untuk memperingati “ Hari Angkatan Darat Uni Soviet ” sekaligus merayakan kemenangan mereka dalam mengalahkan kekuatan pasukan pejuang Chechen.Dalam perayaan tersebut,Menteri Pertahanan Rusia,Igor Sergeyev,menyatakan bahwa “ fase terakhir ” operasi militer pasukan Rusia dalam menghancurkan kelompok teroris yang berusaha meruntuhka Federasi Rusia secara resmi telah selesai.
Evaluasi Kemenangan Militer Rusia
Faktor – faktor penyebab keberhasilan pasukan Rusia dalam merebut kota Grozny dalam Siege of Grozny ( 2000 ) adalah :
1.      Pasukan Rusia berhasil melakukan pengepungan penuh terhadap Ibukota Grozny,serta menutup  semua celah dan jalan keluar masuk dengan menanam ribuan ranjau.
2.      Pasukan Rusia mendapat dukungan dari kaum pengkhianat Chechnya pimpinan Beslan Gantemirov bersama pasukan milisi bersenjatanya.
3.      Pasukan Rusia menghindari pertempuran frontal dengan tidak lagi mengerahkan tank – tank dan kendaraan – kendaraan tempur lapis bajanya sebagai ujung tombak untuk menyerbu masuk kedalam kota,tetapi dengan melancarkan serangan udara dan bombardir meriam artileri berat,dimana pasukan infantri khusus Rusia bersama pasukan milisi Gantemirov dikerahkan lebih dahulu untuk masuk.
4.      Pasukan Rusia yang dikerahkan untuk menguasai ibukota Grozny,selain berjumlah lebih besar juga terdiri dari pasukan reguler yang terlatih dengan baik.
5.      Tentara Rusia menggunakan senjata non Konvensional.
Pertempuran Besar Terakhir
Setelah merebut kota Grozny,pasukan Rusia mulai fokus untuk menghabisi sisa – sisa kekuatan pasukan pejuang Chechen yang mundur ke wilayah pegunungan.Pada tanggal 29 februari 2000,pasukan Rusia disapu bersih oleh pasukan pejuang Chechen pimpinan al – Khattab dan Abu al – Walid,dalam sebuah pertempuran sengit untuk menguasai wilayah Lembah Argun ( Argun Gorge).84 personil Rusia tewas dan hanya 6 orang yang bisa melarikan diri.
Battle of Komsomolskoye
Battle of Komsomolskoye yang terjadi selama 3 minggu di bulan Maret 2000 adalah merupakan pertempuran besar – besaran antara pasukan Rusia dengan pasukan Chechnya pimpinan Ruslan Gelayev yang terjadi di Komsosmolskoye ( Saadi – Kotar ),yang kebetulan desa kelahiran Ruslan Gelayev.
Komsomolskkoye Massacre
Peristiwa pembantaian masal yang terjadi di komsomolskoye adalah  insiden kemanusiaan yang mengikuti battle of komsomolskoye pada akhir bulan Maret 2000,dimana sejumlah besar para pejuang yang menyerah atau tertangkap diibantai secara masal oleh tentara Rusia.
Zhani – Vedeno Ambush
Peristiwa penyergapan di Zhani – Vedeno terjadi pada tanggal 29 Maret 2000,ketika sebuah konvoi pasukan Rusia yang terdiri dari 49 Personil tentara yang didalam  2 kendaraan lapis baja dan 2 truk militer yang dipimpin Mayor Valentin Simonov,tengah dalam perjalanan untuk memimpin sebuah operasi pembersihan etnis Chechen di Tsentoroi,dekat Vedeno.Mereka diserang mendadak,dan Mayor Simonov tewas setelah tertembak.
Peristiwa penyergapan besar lainnya menyusul terjadi pada tanggal 23 April 2000,saat sebuah konvoi pasukan Rusia yang terdiri dari 22 kendaraan penuh berisi amunisi dan suplai bagi unit – unit pasukan lintas udara ( airborne ) Rusia disergap oleh  serangan mendadak para pejuang muslim Chechen didekat Serzhen – Yurt,di Vedeno Gorge.
Redupnya Api Perjuangan
Bulan Mei 2000 ,Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa chechnya sepenuhnya telah berada di bawah Federasi Rusia.Akhmad Kadyrov,mantan seorang ulama Chechnya,kemudian ditunjuk oleh pihak Kremlin untuk menggantikan Aslan Makshadov,sebagai Presiden Chechnya.Namun pada tanggal 9 Mei 2004,Akhmad Kadyrov tewas oleh serangan bom.Ramzan Kadyrov kemudian diangkat sebagai penguasa wilayah Chechnya.
Pada tanggal 8 Maret 2005,Aslan Maskhadov tewas dalam baku tembak dengan tentara Rusia di desa warga komunitas Chechen,Tolstoy – Yurt,disebelah timur laut Grozny.Abdul – Khalim Sadulayev  sebagai pemimpin  Chechnya yang baru.Sadulayev kemudian mengumumkan pembentukan Front  Kaukasus.Namun pada bulan Juni  2006,Sadulayev syahid.Jabatan pemimpin Chechnya kemudian digantikan oleh seorang Deputi panglima perang gerilyawan muslim Chechen, Dokka Umarov.
Dalam perang Chechnya II ini,jumlah korban dari kedua belah pihak hampir mustahil untuk dapat diketahui secara pasti.Kementerian pertahanan Rusia mengatakan dari tahun 1999 – 2005,jumlah yang tewas sedikitnya 3.450 personil tentara AD.Ini tidak termasuk tentara dari dinas yang lain.Sementara itu menurut komite ibu – ibu yang anaknya jadi prajurit Rusia menyebutkan 11.000 tentara Rusia tewas antara tahun 1999 – 2003.
Sementara jumlah korban pihak sipil,menurut Taus Dzhabrailov menyebutkan sekitar 160.000 warga Chechnya telah tewas baik yang bersenjata maupun yang tidak bersejata.Menurut Aslan Maskhadov selama 2 kali perang Chechnya,sekitar 200.000 orang.
Syuhada Perang Chechnya
1.      Ibn al – Khattab ( 1969 – 2002 )
2.      Abu al – Walid ( 1967 – 2004 )
3.      Aslan Maskhadov ( 1951 – 2005 )
4.      Sheikh Abdul – Halim Sadulayev ( 1966 – 2006 )
5.      Ruslan Gelayev ( 1964 – 2004 )
6.      Shamil Besayev ( 1965 – 2006 )


 DAFTAR PUSTAKA : 
Ari Subiakto . 2010 . Perang Chechya. Interprebook

2 komentar:

hostgator coupon