wyT7Ou6uzyfjs6GqEuDgdba8KnU
Link2Communion.com http://link2communion.com/pages/index.php?refid=noeyputra

Minggu, 16 Oktober 2011

PEMBELAJARAN SEJARAH


A.    Pembelajaran Sejarah
1.    Pengertian Pembelajaran Sejarah
Menurut Isjoni ( 2007 : 11 ) mengatakan bahwa “ Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Duffy dan Roehler (1989) mengatakan pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
Jadi pembelajaran adalah suatu kombinasi yang sengaja melibatkan atau kombinasi yang meliputi unsur – unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan yang dimiliki oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kurikulum.
Kata sejarah berasal dari “ Syajarah ” yakni berasal dari bahasa Arab yang berarti pohon.Kata ini masuk ke Indonesia sesudah terjadi akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Islam. Selain itu, kata sejarah juga berasal dari bahasa Inggris yakni history yang artinya masa lampau umat manusia ( Rustam E.Tamburaka, 2002 : 2 ) .
Sementara itu menurut Rustam E.Tamburaka ( 2002 : 2 ) mengatakan “ Sejarah adalah cerita perubahan – perubahan, peristiwa – peristiwa atau kejadian masa lampau yang telah diberi tafsir atau alasan dan dikaitkan sehingga membentuk suatu pengertian yang lengkap” .
Sartono Kartodirjo dalam Rustam E.Tamburaka ( 2002 : 14 ) mengatakan pengertian sejarah dapat dibagi menjadi dua pengertian yakni :
a.    Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu konstruk,ialah bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita.Uraian atau cerita itu merupakan suatu kesatuan atau unit yang mencakup fakta – fakta terangkaikan untuk menggambarkan suatu gejala sejarah, baik proses maupun struktur.
b.    Sejarah dalam arti objektif menunjukkan kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah proses sejarah dalam aktualitasnya. Kejadian itu hanya terjadi sekali dan tidak dapat terulang kembali. Keseluruhan proses itu berlangsung terlepas dari subjek manapun juga. Jadi, objektif dalam arti tidak memuat unsur – unsur subjek ( pengarang atau pengamat ).

Moh. Yamin dalam Rustam E. Tamburaka ( 2002 : 15 ) mengatakan “ Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan cerita bertarikh , tentang kejadian dalam masyarakat manusia yang telah lampau, sebagai susunan hasil penyelidikan bahan tulisan atau tanda – tanda yang lain ”.Isjoni ( 2007 : 32 ) mengatakan “ Sejarah adalah istilah untuk menggambarkan masa lampau manusia yang telah disusun berdasarkan fakta dan metode keilmuan”. Gambaran sejarah tersebut disusun secara kronologis, berdasarkan tempat dan pelaku. Melalui sejarah dapat terlihat perubahan dan kesinambungan berbagai aspek dari kehidupan kemanusiaan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan sejarah adalah perisitiwa atau kejadian masa lalu berdasarkan hasil penelitian yang ditulis atau disusun secara objektif dan sistematis untuk diambil pelajaran atau hikmah dari kejadian tersebut.
2.    Kedudukan Ilmu Sejarah
Sejarah dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena telah mengandung tiga aspek pokok yang merupakan ciri ilmu pengetahuan seperti yang dikatakan oleh Rustam E. Tamburaka ( 2002 : 20 ) yakni :
a.    Sejarah dilakukan oleh manusia dalam rangka memperoleh pengetahuan baru.
b.    Sebagai pengetahuan, ilmu sejarah memang mengkaji peristiwa – peristiwa masa lampau tetapi peristiwanya dikupas, dianalisis dengan meneliti sebab akibatnya.
c.    Hasil analisis tersebut dirangkumkan kembali sehingga dapat diperoleh pengertian dalam bentuk sintesis yang dapat memberi penjelasan mengenai aspek – aspeknya :
1)   Bagaimana ( deskripsi ) peristiwanya ?
2)   Mengapa peristiwanya terjadi ?
3)   Kemana arah peristiwa itu selanjutnya atau sejauh mana pengaruh peristiwa tersebut terhadap waktu -  waktu berikutnya ?
Jadi ilmu sejarah memperoleh kedudukan sebagai ilmu setelah pelbagai peristiwa sejarah itu disoroti sebagai suatu permasalahan dengan cara menganalisis hubungan sebab akibatnya sedemikian rupa, sehingga dapat ditemukan hukum – hukum sejarah tertentu yang menjadi patokan bagi terjadinya peristiwa – peristiwa dimaksud.
Ilmu sejarah juga memenuhi kriteria atau ciri – ciri ilmu seperti yang dikatakan Rustam E. Tamburaka ( 2002 : 21 ) yaitu :
a.    Sejarah memiliki tujuan dan objek sasaran tertentu,
b.    Memiliki metode ,
c.    Sejarah bersifat sistematis,
d.   Sejarah bersifat empiris ,
e.    Bersifat rasional dan objektif ,
f.     Dapat diversifikasi , maka sejarah adalah pengetahuan yang bersifat ilmiah.

3.    Fungsi dan Manfaat Sejarah
Setiap cabang ilmu pengetahuan pasti memiliki fungsi dan manfaat masing – masing. Hal ini pun terjadi pada ilmu sejarah yang memiliki fungsi dan manfaat tersendiri. Fungsi ilmu sejarah itu sendiri menurut Kartodirjo dalam Hariyono ( 1995 : 191 – 192 ) adalah mengembangkan kepribadian peserta didik terutama dalam hal :
a.    Membangkitkan perhatian serta minat kepada sejarah masyarakatnya sebagai satu kesatuan komunitas. Pada mulanya hanya sadar akan adanya ikatan dengan manusia lain dalam lingkungan yang kecil         ( keluarga, desa ), kemudian meluas sampai regional, nasional, maupun internasional sesuai dengan situasi dan perkembangan wawasan yang dimiliki. Tentu saja dalam kesatuan komunitas realitas tidak berjalan serasi, selaras dan seimbang begitu saja, melainkan juga ada ketegangan, konflik dan sebagainya.
b.    Mendapat inspirasi dari cerita sejarah, baik yang dari kisah – kisah kepahlawanan maupun peristiwa – peristiwa yang merupakan tragedi nasional untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.
c.    Memupuk kebiasaan berpikir secara kontekstual, terutama dalam meruang dan mewaktu, tanpa menghilangkan hakekat perubahan yang terjadi dalam proses sosio – kultural.
d.   Tidak mudah terjebak pada opini, karena dalam berpikir lebih mengutamakan sikap kritis dan rasional dengan dukungan fakta yang benar.
e.    Menghormati dan memperjuangkan nilai – nilai kemanusiaan.
Manfaat ilmu sejarah menurut Rustam E. Tamburaka ( 2002 : 9 – 10 ) adalah :
a.       Untuk memperoleh pengalaman mengenai peristiwa – peristiwa sejarah di masa lalu baik positif maupun pengalaman negatif dijadikan hikmah agar kesalahan – kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang kembali.
b.      Untuk mengetahui dan dapat menguasai hukum – hukum sejarah yang berlaku agar kemudian dapat memanfaatkan dan menerapkannya bagi mengatasi persoalan – persoalan hidup saat sekarang dan yang akan datang.
c.       Untuk menumbuhkan kedewasaan berpikir, memiliki vision atau cara pandang ke depan yang lebih luas serta bertindak lebih arif dan bijaksana terutama dalam mengambil keputusan.

4.    Pembelajaran Sejarah di Sekolah
Pembelajaran sejarah di sekolah merupakan salah satu pembelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Isjoni ( 2007 : 37 ) mengatakan Sejarah adalah ilmu yang menggambarkan perkembangan masyarakat, suatu proses yang panjang ”. Sejarah merupakan kisah manusia dengan perjuangan yang dikenal dengan kebudayaan. Memahami asal usul kebudayaannya, berarti memahami kenyataan dirinya dan kekiniannya. Memahami hakekat kekiniannya berarti mampu mengambil pelajaran untuk menghadapi masa depan. Mempelajari sejarah berarti mempelajari hubungan antara masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.
Suryo ( Isjoni : 38 ) mengatakan sejarah berdasarkan kegunaannya terdiri dari sejarah empiris dan sejarah normatif. Sejarah empirik menyajikan substansi kesejarahan bersifat empirik dan akademik untuk tujuan ilmiah, sejarah normatif menyajikan substansi kesejarahan berdasarkan ukuran nilai dan makna sesuai dengan tujuan penggunaan yang bersifat normatif.

Pembelajaran sejarah sebagai sejarah normatif, substansi dan tujuannya ditujukan pada segi – segi normatif, yaitu nilai dan makna sesuai tujuan pendidikan. Kegunaan pembelajaran sejarah bagi siswa menurut Hill ( Isjoni : 39 – 40 ) adalah :
a.    Secara unik memuaskan rasa ingin tahu dari anak tentang orang lain, kehidupan, tokoh – tokoh, perbuatan dan cita – citanya, yang dapat menimbulkan gairah dan kekaguman.
b.    Lewat pembelajaran sejarah dapat diwariskan kebudayaan dari umat manusia, penghargaan terhadap sastra, seni serta cara hidup orang lain.
c.    Melatih tertib intelektual, yaitu ketelitian dalam memahami dan ekspresi, menimbang bukti, memisahkan yang penting dari yang tidak penting, antara propaganda dan kebenaran.
d.   Melalui pelajaran sejarah dapat dibandingkan kehidupan zaman sekarang dengan masa lampau.
e.    Pelajaran sejarah memberikan latihan dalam pemecahan masalah – masalah atau pertentangan dunia masa kini.
f.     Mengajar siswa unuk berpikir sejarah dengan menggunakan metode sejarah, memahami struktur dalam sejarah, dan menggunakan masa lampau untuk mempelajari masa sekarang dan masa yang akan datang.
g.    Mengajar siswa untuk berpikir kreatif.
h.    Untuk menjelaskan masa sekarang ( belajar bagaimana masa sekarang, menggunakan pengetahuan masa lampau untuk memahami masa sekarang untuk membantu menyelesaikan masalah – masalah kontemporer).
i.       Untuk menjelaskan sejarah bahwa status apapun hari ini adalah hasil dari apa yang terjadi di masa lalu, dan pada waktunya apa yang terjadi hari ini akan mempengaruhi masa depan.
j.      Menikmati sejarah
k.    Membantu siswa akrab dengan unsur – unsur dalam sejarah.

Meulen ( Isjoni : 40 ) mengatakan pembelajaran sejarah disekolah bertujuan membangun kepribadian dan sikap mental anak didik, membangkitkan keinsyafan akan suatu dimensi fundamental dalam eksistensi umat manusia ( kontinuitas gerakan dan peralihan terus menerus dari lalu ke arah masa depan), mengantarkan manusia ke kejujuran dan kebijaksanaan pada anak didik, dan menanamkan cinta bangsa dan sikap kemanusian.

Pentingnya pembelajaran sejarah di sekolah – sekolah diakui semua bangsa dan negara, karena pembelajaran sejarah merupakan sarana untuk mensosialisasikan nilai – nilai tradisi bangsa yang sudah teruji dengan waktu, memahami perjuangan dan pertumbuhan bangsa dan negara, baik secara fisik, politik, dan ekonomi sekaligus mendidik sebagai warga dunia yang sangat peduli kepada pentingnya pemahaman terhadap bangsa – bangsa lain ( Isjoni, 2007 : 47 ). Oleh karena itu, tidak ada satu bangsapun di dunia ini yang di dalam kurikulum sekolahnya tidak membahas materi sejarah. Apakah materi itu bull in dalam pelajaran pendidikan IPS ( social studies ) ataupun sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri.

1 komentar:

hostgator coupon